Merawat Pancasila Di Taman Kebhinekaan

Menyemarakkan bulan Juni sebagai bulan Pancasila telah dilangsungkan Sarasehan Kebangsaan di Pendopo Bupati Wonosobo dengan menghadirkan narasumber Ir. Sarwanto Priadhy, Suwondo Yudhistiro, Eka Gunadi, DR. Sukawi, Drs. Idham Cholid, dan Drs. Muchotob Hamzah, MM, Selasa (1/6)

• 

• 

• 

• 

• 

Acara yang disusun untuk memperingati Hari Lahirnya Pancasila dengan mengambil tema Merawat Pancasila di Taman Kebhinekaan itu diinisiasi oleh Gerakan Nasional Komunitas Pancasila (GNKP) Dewan Pimpinan Cabang Wonosobo.

"Landasan dari kegiatan ini untuk menguatkan ketahanan ideologi warga bangsa ditengah tantangan radikalisme paham yang berkembang dan berpotensi mendegradasi kecintaan pada tanah air," kata Pulunggono Setyo Bawono sebagai Ketua GNKP Wonosobo.

Berbicara dalam kesempatan tersebut Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat, S.Ag sangat mengapresiasi kegiatan yang diiluti oleh segenap jajaran Forkominda dan elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Wonosobo.

"Bangsa indonesia dengan berbagai latar belakang suku, agama, budaya, adat istiadat dan bahasa, telah hidup berdampingan secara damai selama berabad abad. Namun demikian, potensi perpecahan bangsa selalu mengintai menjadi bahaya laten, dan harus kita waspadai dan tangkis bersama. Oleh karena itu semboyan bangsa Bhinneka Tunggal Ika tidak boleh hanya berhenti sebagai semboyan pelengkap belaka. Lebih jauh lagi, menanamkan dalam diri untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan, harus dilakukan untuk menjaga keutuhan bangsa." kata Afif Nurhidayat dalam sambutannya.

Menegaskan soal keberadaan 1 Juni sebagai Hari Lahirnya Pancasila dan posisi Ir. Soekarno sebagai penggali Pancasila, Sarwanto Priadhy selaku narasumber menyampaikan. "Mengurai sejarah Indonesia, harus pula membicarakan Bung Karno. Oleh sebab itu, bicara Pancasila, pastilah bicara peran besar Bung Karno. Dengan adanya Perpres 24/2016 tentang 1 Juni Lahirnya Pancasila, maka mestinya sudah tidak ada lagi Desukarnoisasi. Sekarang tinggal bagaimana kita mengimplementasikan Pancila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa."