(0286) 321345
bag.prokompimwsb@gmail.com Jl. Soekarno-Hatta No. 2-4, Wonosobo

Sebanyak 105 siswa mengikuti Wisuda Purnawiyata Pawiyatan Panatacara Tuwin Pamedharsabda Bregada XIX di Gedung Sasana Adipura Kencana

Sebanyak 105 siswa mengikuti Wisuda Purnawiyata Pawiyatan Panatacara Tuwin Pamedharsabda Bregada XIX di Gedung Sasana Adipura Kencana pada Minggu 22 Januari 2023.

Kegiatan itu diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persaudaraan Masyarakat Budaya Nasional Indonesia (Permadani) Kabupaten Wonosobo.

Ketua panitia acara Wisudha Purnawiyata Pawiyatan Panatacara Tuwin Pamedharsabda Bregada XIX, Mukholis mengungkapkan, sebelumnya para wisudawan telah menjalani pendidikan selama enam bulan. Ia menuturkan, pendidikan yang disampaikan cukup luas, yakni teori dan praktek menjadi pembawa acara, berpidato, tata krama, tata cara berbusana, tembang jawa dan adat istiadat.
“Para siswa yang telah diwisuda nantinya akan bertugas untuk nguri-nguri kebudayaan jawa, memberikan ketentraman kepada orang lain ditengah masyarakat, serta mampu mengembangkan dan melestarikan kebudayaan di Wonosobo,” jelasnya.

 

 

 

Mukholis menyebut, di Kabupaten Wonosobo sendiri saat ini anggota DPD Permadani jumlahnya kurang lebih mencapai 850 orang.
“Mereka terdiri dari berbagai latar belakang, baik dari pelajar, ASN, maupun petani,” imbuhnya.

Dengan banyaknya anggota DPD Permadani Wonosobo saat ini, disebut Mukholis menunjukan bahwa kebudayaan jawa masih diminati oleh generasi muda.
Mukholis berpesan kepada warga Permadani yang baru saja diwisuda agar bisa menjadi teladan di masyarakat, dengan melaksanakan “Tri Niti Yogya” (tiga perilaku baik) yang menjadi semboyannya sebagai pedoman dalam bertindak.
“Tiga semboyan tersebut yakni “Memayu hayuning sasama, Juru ladosing bebrayan ingkang sae, sarta Sadhengah pakaryan sageda tansah ngremenaken tiyang sanes” (selalu berbuat baik terhadap sesama, pelayan masyarakat yang baik, serta setiap perbuatan selalu menyenangkan orang lain),” tandasnya.

Seorang wisudawan, Adi Ahadi mengungkapkan, dirinya merasa terharu karena selama menjalani pawiyatan, nilai persaudaraan dan kekeluargaan dalam Permadani sangatlah erat. Menurutnya, selain belajar panatacara (pembawa acara) bahasa jawa, banyak hal yang dipelajari di Permadani, diantaranya berpidato, adat tatacara jawa, unggah-ungguh budi pekerti, tatacara berbusana, sekar lan gendhing, dan utamanya tentang unggah-ungguh tatakrama dalam berbahasa jawa dikalangan masyarakat. 

Adi Ahadi juga menyampaikan bahwa dari tata krama unggah-ungguh berbahasa jawa itu setiap kedudukan orang ada bedanya,seperti, unggah-ungguh berbicara dengan orang yang lebih tua, dengan adik, dengan kakak, semua ada tingkatannya, sehingga dari tingkatan berbahasa jawa tersebut yang nantinya akan mempengaruhi di tingkah laku.

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat yang hadir dalam kesempatan tersebut mengapresiasi komitmen Permadani Wonosobo yang masih uri-uri budaya dan Bahasa Jawa. Hal ini merupakan upaya nyata untuk melestarikan budaya.
Afif meminta Permadani menjadi ujung tombak pengembangan dan pelestarian kebudayaan di Wonosobo dan juga mendorong agar Bahasa Jawa bisa dikembangkan dalam instansi pemerintah dan lembaga pendidikan.

Afif juga berharap agar warga Permadani mampu hadir menjadi perekat kebinekaan, yang tidak membedakan suku, agama, golongan, dan lain-lain, serta terus berupaya menjalin kerjasama memperkokoh bangsa, sehingga menjadi kekuatan dalam membangun Wonosobo yang lebih berdaya saing, maju dan sejahtera.