(0286) 321345
bag.prokompimwsb@gmail.com Jl. Soekarno-Hatta No. 2-4, Wonosobo

Pembukaan Talkshow MPASI berkualitas untuk Generasi Emas

HARI GIZI NASIONAL TAHUN 2024: CEGAH PENYEBARAN STUNTING DENGAN PEMBERIAN MP-ASI BERPROTEIN HEWANI

 

 

Wonosobo- Gelar Peringatan Hari Gizi Nasional tahun 2024, Dewan Perwakilan Cabang Persatuan Ahli Gizi Indonesia (DPC Persagi) bersama Pemerintah Kabupaten Wonosobo upayakan gizi melalui konsumsi protein hewani untuk membangun generasi berkualitas dimasa mendatang.

               

Turut hadir Wakil Bupati Wonosobo, Drs. Muhammad Albar, MM. pada acara Hari Gizi Nasional ke-64 Tahun 2024 yang bertempat di Pendopo Kabupaten Wonosobo. Kamis (29/02)

 

Hari Gizi Nasional tahun ini memfokuskan perhatian pada pentingnya pemberian MP-ASI kaya protein hewani dalam mencegah stunting. Dengan tujuan untuk menyebarluaskan informasi dan promosi kepada masyarakat tentang pentingnya MP-ASI kaya protein hewani dalam mencegah stunting, meningkatkan komitmen dan kerjasama antara pemerintah baik dari kesehatan maupun non kesehatan dalam rangka kampanye pencegahan stunting dengan protein hewani.

 

Sejalan dengan itu, Wakil Bupati Wonosobo menyemarakan dukungan penuh dalam sambutannya atas terselenggaranya acara ini “Saya menyeru positif penyelenggaraan kegiatan ini, sehingga langkah untuk menggaungkan pentingnya pemenuhan gizi dalam mencegah stunting berdampak pada setiap tumbuh dan kembang anak secara optimal”, Tuturnya

 

Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) mencatat, pada tahun 2022 prevalensi stunting di Indonesia masih sebesar 21,6%. Di Wonosobo sendiri, berdasarkan sistem elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), pada tahun 2023 prevalensi balita stunting masih sebesar 17,12%. Wonosobo kini sudah mengalami penurunan yang signifikan. Mengingat bahwa risiko stunting dapat terjadi sejak sebelum lahir dengan masalah gizi menjadi faktor utama, tercermin dalam e-PPGBM tahun 2023 terdapat 17,36% ibu hamil kekurangan energi kronis, 12,73% ibu hamil anemia, dan 7,48% bayi lahir dengan berat lahir rendah di Wonosobo. Hasil yang cukup memprihatinkan juga ditemukan dari SSGI tahun 2022, dimana risiko terjadinya stunting meningkat sebesar 1,6 kali dari kelompok umur 6-11 bulan ke kelompok umur 12-23 bulan, yakni 13,7% ke 22,4%, yang menunjukkan kegagalan dalam pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak usia 6 bulan, dimana segi kesesuaian umur, frekuensi, jumlah, tekstur, dan variasi makanan dapat mempengaruhi status gizi anak.

 

“Semoga momentum ini mampu menggalang kepedulian dengan semua pihak termasuk ahli gizi Wonosobo, untuk bersama-sama membangun kesadaran masyarakat atas pentingnya pemberian dan pemenuhan gizi yang berkualitas dalam rangka mewujudkan Wonosobo yang sehat dan berprestasi”, Tambah Albar

 

”Untuk mewujudkan Wonosobo bebas stunting, maka semangat kegotongroyongan mampu secara efektif mempercepat penanganan stunting, sehingga generasi penerus di kabupaten Wonosobo dapat tumbuh dengan semestinya dalam kondisi fisik dan kesehatan yang prima serta perkembangan kemampuan berpikir yang optimal agar memunculkan generasi-generasi penerus bangsa yang sehat, berprestasi, dan berdaya saing tinggi, yang bebas dari stunting dan masalah tumbuh kembang lainnya” Pungkas Albar

 

Dalam kesempatan yang sama Natalia Hariyanti, S.Gz, RD selaku Ketua DPC Persagi Wonosobo menyampaikan "Hari gizi ini dicatat sebagai pengingat bagi kita jika gizi itu penting bagi pertumbuhan anak. Gizi juga menjadi faktor utama yang memastikan tumbuh kembang seorang anak agar optimal" Tuturnya

 

Penuntasan masalah gizi di Kabupaten Wonosobo sudah diupayakan oleh pemerintah secara maksimal, seperti yang disampaikan Natalia pada akhir sambutannya "Pemerintah sudah mengupayakan berbagai program untuk menuntaskan permasalahan gizi yang ada di wonosobo. Program mengarah pada ibu hamil, balita, bayi, dan remaja seperti pemberian makanan bergizi, konsumsi tablet tambah darah juga pem makanan berprotein hewani”, Pungkasnya