(0286) 321345
bag.prokompimwsb@gmail.com Jl. Soekarno-Hatta No. 2-4, Wonosobo

Para Camat Diminta Ikut Memikirkan Masjid

Wakil Bupati Wonosobo, Drs. Muhammad Albar, M.M., secara tegas meminta kepada para Camat untuk ikut memikirkan masjid, agar keberadaan dan kemakmuranya tetap terpelihara. Demikian ditegaskanya saat membuka Rakor Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Wonosobo di Pendopo Bupati, selasa (5/7) pagi. "Para Camat harus ikut untuk memikirkan Masjid, seharusnya jangan hanya mewakilkan kasi Kesos dalam rakor ini, tapi Camat kudu melu rewang-rewang mikirake Masjid", tegasnya.

Pada kesempatan itu Wabup mengharapkan melalui rakor tersebut dapat memberikan hasil yang baik bagi kemakmuran Masjid beserta masyarakat sekitar di lingkungan Masjid itu sendiri.
"Semoga kehadiran kita dalam pertemuan pada hari ini bisa menelurkan gagasan-gagasan, ide-ide, keputusan-keputusan yang memberikan dampak bagi kemakmuran masjid itu sendiri dan jangan lupa memakmurkan masyarakat disekitar masjid tersebut, jadi yang makmur jangan hanya Masjid itu saja tapi masyarakat di sekitar Masjid harus ikut makmur".

Wabup mengungkapkan, kemiskinan Kabupaten Wonosobo masih menduduki di peringkat nomer dua dari bawah se-Jateng, bahkan ditambah permasalahan stunting juga menempati urutan pertama di Jateng, sehingga Wabup minta agar semua ikut serta andil dalam menyelesaikan permasalah tersebut.

"Kemiskinan kita berada di buntut, walaupun kalau kita lihat secara sosial ekonominya kita tidak miskin, tetapi kenyataan sesuai indikator, Wonosobo itu berada nomor dua dari bawah, dan stunting kita nomor satu di Jateng, maka saya berharap nanti rapat koordinasi ini betul-betul menelurkan program-program yang bisa menyentuh bagi masyarakat utamanya ikut berpartisipasi bagaimana mengangkat derajat dan wibawa Wonosobo ini, agar bisa kita tingkatkan bersama-sama", tegasnya lagi.

Menurut Wabup, dalam menyelesaikan masalah yang sedang di hadapi saat ini tidak bisa dilakukan sendiri, namun pembangunan yang tidak mudah ini diperlukan kolaborasi, kerjasama, sinergi dari semua unsur komponen masyarakat yang ada. "Karena untuk membangun Wonosobo yang sedemikian berat ini tidak bisa hanya diserahkan kepada salah satu unsur saja, tetapi pembangunan ini harus dikolaborasikan, sinergikan, dan gotong royong dari semua komponen masyarakat, baru nanti secara bertahap, dengan kebersamaan tersebut akan membuahkan hasil yang baik, sehingga mampu memperbaiki peringkat kemiskinan kita", ungkapnya.

"Selain itu kami harapkan dengan kolaborasi dan kegotong royongan ini bisa kita lakukan bersama-sama, salah satunya keberadaan Masjid sebagai pusat peradapan umat Islam, sebagai pusat kegiatan umat Islam yang tentu saja didalamnya kita akan bersama-sama mewarnai kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar Masjid kita masing-masing".

Sehingga kami minta para Da'i, Camat, Kepala KUA dan Penyuluh dan lain sebagainya, harus terjun betul-betul, untuk memberikan edukasi, arahan dan bimbingan kepada masyarakat betapa pentingnya kita menyadari bahwa Wonosobo ini termasuk daerah miskin yang harus kita benahi bersama, diantaranya dengan program ke-Masjidan, yang bisa ikut handarbeni Kabupaten Wonosobo ini agar lebih sejahtera dimasa mendatang", pungkasnya.

Sementara pada kesempatan yang sama Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wonosobo, Drs. Ahmad Farid, M.Si., mengatakan," pemahaman Agama di Wonosobo ini merupakan sebuah kebutuhan, karena masyarakat yang faham tentang agama secara memadai itu akan berindikasi pada kemampuan kita untuk menghadapi situasi yang semakin hari semakin menuntut kita untuk lebih arif, sehingga kita berharap agama yang kita anut ini sebagai kendali, sebagai stabilisator jiwa kita sekalian, maka masyarakay yang insyaallah dia faham betul kemudian memahami dengan benar dan diimplementasikan kedalam kehidupan sehari-hari sudah bisa dipastikan akan menjadi masyarakat yang lebih damai tentram produktif toleran dan lebih arif, namun jika sebaliknya, kita tidak akan berharap banyak, pembangunan tidak akan seimbang lahir dan batin. Maka sebesar apapun keberhasilan pembangunan ini harus dikombinasikan antara pembangunan dan penguatan pemahaman tentang agama oleh masyarakat", ungkapnya.

"Sehingga dengan kolaborasi karya dan pemahaman agama yang benar melalui adanya strategi program yang terstruktur dan sepenuh hati, akan menjadi spirit untuk mewujudkan negara dan Pemerintah Daerah yang  Baldatun Tayyibatun Wa Robbun Ghofur. Kita ingin menjadi masyarakat yang memadukan aspek dzohiriyah dan batiniyah, jadi kebiasaan kita yang selama ini menjauhkan agama dari praktik-praktik kehidupan sehari-hari mari kita jalin kembali, mari satukan kembali, satu langkah dua tujuan sekaligus, yaitu tercapai dunia dan akhirah", katanya.